Tuesday, November 11, 2014

Membuat Kompos


Hari ini hari minggu. Cuaca tidak cerah. Mendung. Jam 6 pagi, Aku, ara dan oki sudah menyusuri jalanan jogja-panggang dengan scoopy kesayangan. Setelah merampungkan insiden bocor ban, kami melanjutkan perjalanan ke panggang. Jalanan meliuk, dan naik turun. Awan mendung dan angin dingin tak mengusik semangat kami. Hari ini anak-anak SP menjadwalkan membuat kompos. Perjalanan terus berlanjut. Setelah daerah Nawungan, sebelum Panggang, kami lihat jalanan dan tanah basah, pertanda tadi hujan mengguyur. beberpa genangan air tampak di kanan kiri jalan. Sampai di Legundi, dekat Wintaos kami disambut dengan hujan. Jalanan berbatu menjadi licin. 5 menit kemudian kami sampai di ‘markas’ SP.



Hujan masih cukup deras, markas kosong. Menurut simbok marsini, anak-anak sedang mengumpulkan daun-daunan untuk bahan kompos di sekitar Munggur. Ketika hujan mereda, Aku, ara dan oki segera menyusul mereka. Sesampai di munggur, anak-anak sudah bekerja, kami segera bergabung, mengumpulkan serasah dan dedaunan. Serasah dan dedaunan kering basah kena hujan. Takapa, Kami masukkan ke dalam karung. Kami bekerja sama mengumpulkan sebanyak mungkin dedaunan. Target kami, hari ini harus mengumpulkan 10 karung besar daun. Sebenarnya tidak sulit mengumpulkan daun sebanyak itu, berhubung banyak sekali serasah di kebun ini. Serasah yang berasal dari daun-daun munggur, jati, so (mlinjo), dan daun2 lain yang berguguran. Kami hanya sedikit takut dan perlu hati-hati karena tanah basah sehabis hujan biasanya banyak kalajengking dan kaki seribu yang muncul ke permukaan tanah.
 
Setelah daun-daun dan serasah terkumpul 10 karung, kami bergerilya mencari grajen(anak-anak menyebutnya tai graji). Menggergaji kayu adalah hal yang gakasing disini. Hampir semua KK memiliki kebun kayu jati, untuk investasi tahunan. Dalam jangka waktu beberapa tahun, ketika kayu layak tebang, mereka panen dan menggergaji. Serbuk gergaji ada banyak disini. Ternyata gak jauh dari lokasi kami mencari dan mengumpulkan daun, kami menemukan gundukan serbuk grajen. Walau agak memadat, karena sering dilindas kendaraan dan sudah terkena hujan, tapi tak masalah. Kami mencangkulinya dan mengumpulkan dalam karung. Target kami mengumpulkan grajen sebanyak 10 karung besar. 
 





Karung-karung berisi daun dan grajen kami angkut satu persatu pakai motor menuju markas. Di markas kami akan mengolahnya menjadi kompos. Anak-anak bergiliran mengangkutnya, saling bergantian dan kerjasama. Dedi berboncengan dengan hanan, murni berboncengan gentian dengan marsini dan arni. Dedi juga membonceng oki. Kami angkut semua dan tak ada yang tersisa. Terimakasih Munggur, atas daun- daun dan grajennya.

Sampai di markas, kami masih harus mengumpulkan kotoran sapi dan kambing, yang lebih sering kami sebut rabuk. Rabuk-rabuk kami kumpulkan dari kandang-kandang. Tidak sulit mencarinya, karena hamper semua KK punya kambing. Kami tinggal mengeruk kotoran-kotoran kambing itu dari kandang itu, tentu atas seijin pemiliknya. Kami membagi tugas, sehingga target 10 karung rabuk didapat.

Kami merentangkan deklit untuk menampung semua bahan yang telah kami kumpulkam, bergantian kami mencampur dan mengaduk serasah/dedaunan, rabok dan grajen dengan cara mencangkulnya supaya percampuran merata. Kami menambahkan MOL supaya pembusukan dan dekomposisi lebih cepat. Kami bergotong royong mengaduk, mencangkul dan mebebarkan MOL, tidak ada anak yang diam berpangku tangan, semua dari kami bergerak. Keringat bercucuran, kerongkongan kering mencekat, tangan dan kaki sampai gemetar. Ternyata mengaduk dan membuat kompos sebanyak(sekitar) 5 kwintal cukup berat juga ya :D. setelah kami aduk rata, bersama-sama kami tarik terpal untuk melipat supaya bisa menutup calon kompos kami itu. Kami tindih batu-batu supaya terpal menutup rapat.







Tengah hari kami rampungkan pekerjaan hari ini. Muka, badan dan baju kami kotor, awut-awutan. Tak ada yang protes, dan kami puas dan senang karena pekerjaan hari ini selesai dan lancar. Secara bergiliran kami mencuci tangan, muka dan kaki kami. Simbok marsini ternyata berbaik hati memasakkan kami makanan. Tanpa basa-basi, kami yang kelaparan menyantap bersama apa yang disuguhkan didepan kami. Kami makan tiwul, sayur gori (nangka muda) dan tempe goring. Nikmat sekali makanan ini. Bahagia kami makan bersama.

**https://www.facebook.com/diah.widuretno/media_set?set=a.10204351000648972.1073741828.1648476183&type=1&pnref=story

0 comments:

Post a Comment